Salam Merah! Dalam postingan
berikut ini saya tidak akan menceritakan tentang klasifikasi mikroba, mekanismenya,
atau bla bla bla…. yang jelas dalam postingan berikut ini saya akan
menceritakan tentang perilaku mikroba yang pantas untuk ditiru oleh manusia.
Selamat membaca!
------------
“Jadilah seperti
mikroba!” Ini merupakan kata-kata sakral yang saya peroleh sekitar dua tahun
yang lalu. Kata-kata ini saya dapatkan dari seorang dosen yang menganjurkan mahasiswanya
agar ”MENJADI MIKROBA!”. Beliau mengatakan agar kami belajar meniru sifat
mikroba.
Yang jadi pertanyaanya
adalah kenapa kita harus seperti mikroba? Bukankah mikroba merupakan makhluk
yang berukuran kecil, tidak dapat dilihat secara langsung (perlu bantuan
mikroskop) dan seringkali terdapat pada tempat-tempat kotor seperti sampah? Tapi,
tahukah anda ternyata sifat-sifat seperti itulah yang perlu kita teladani.
MIkroba merupakan makhluk yang memiliki pengaruh besar dalam menjaga keseimbangan kehidupan bumi. Salah satu manfaat penting mikroba adalah perannya dalam mendegradasi berbagai sampah. Coba kita renungkan, apa
jadinya dunia tanpa mikroba? Sampah dibumi tentu akan menumpuk bukan?
Hal yang membuat
mikroba menjadi spesial untuk ditiru bukan hanya karena dampak besarnya
tersebut, tapi karena sifat “kecil” dan “ketidakterlihatannya” itulah yang
membuat mikroba semakin unik.
------------
Seringkali, tujuan
kita dalam melakukan suatu amanah ataupun pekerjaan adalah untuk dinilai oleh
orang lain, misalnya belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus, suka menolong karena
ingin dianggap sebagai orang yang baik, atau melakukan sesuatu agar terlihat
eksis dan keren di mata orang lain. Yang mana semua pekerjaan yang kita lakukan
seringkali hanya semata-mata bermuara pada PUJIAN atau PENGHARGAAN dari orang
lain, dan hal ini lah yang dapat membawa kita ke arah riya’.
Keinginan untuk
dipuji atau diberi penghargaan merupakan sifat alamiah manusia. Akan tetapi,
bukan berarti kita tidak dapat menghindari hal tersebut. Salah satu cara yang
dapat kita lakukan adalah dengan meniru sifat mikroba, yaitu kecil dan tidak
terlihat.
Dalam Islam, sifat
kecil dan tidak terlihat merupakan suatu sifat yang penting. Firman Allah dalam Alqur’an surat Al-Baqarah : 271 menjelaskan tentang pentingnya sifat tersembunyi dalam beramal. Bagi yang penasaran silahkan buka Alquran dan lihat sendiri.
Selain itu, imam Asy Syafi’i
mengatakan, “Sudah sepatutnya bagi
seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya
saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan
manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak”. Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan bahwa Abu
Hazim berkata, “Sembunyikanlah amalan
kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan amalan kejelekanmu.”
------------
Jika saja dalam
melakukan suatu pekerjaaan kita memiliki prinsip "kecil" dan "tidak terlihat",
tentulah kita dapat menjadi pribadi yang ikhlas. Prinsip kecil, menjadikan kita merasa bahwa semua perbuatan baik yang telah kita lakukan belumlah seberapa nilainya, sehingga akan membuat kita senantiasa untuk berbuat lebih. Sedangkan prinsip tidak terlihat, akan menjauhkan kita dari sifat sombong.
Sembunyi-sembunyi dalam
beramal tidaklah merugikan diri kita, justru
hal tersebut mampu menjauhkan diri dari sifat riya’. Dengan meniru sifat
mikroba, kita bisa melakukan sesuatu tanpa harus diperhatikan oleh
orang lain, tanpa harus menunggu decak kagum dari orang lain dan tanpa harus
mengharapkan penilaian yang bagus dari orang lain. Janganlah bersedih ketika
usaha atau kerja kita tidak diketahui, tidak diperhatikan, tidak dihargai atau tidak dinilai
baik oleh orang lain. Karena cukup Allah saja yang pantas untuk menilai amalan
kita.
Oleh karena itu,
untuk kata-kata penutup :
“Jadilah seperti mikroba…. kecil, tidak kelihatan, tapi
bermanfat besar bagi orang lain.” (kutipan dari seorang
dosen PIP lupa namanya)
(ttd: Merah bukanlah api, merah bukanlah darah, tapi merah itu Si Renjer Merah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar