Kamis, 09 Mei 2013

Mikroba

Salam Merah! Dalam postingan berikut ini saya tidak akan menceritakan tentang klasifikasi mikroba, mekanismenya, atau bla bla bla…. yang jelas dalam postingan berikut ini saya akan menceritakan tentang perilaku mikroba yang pantas untuk ditiru oleh manusia. 
Selamat membaca!


------------


“Jadilah seperti mikroba!” Ini merupakan kata-kata sakral yang saya peroleh sekitar dua tahun yang lalu. Kata-kata ini saya dapatkan dari seorang dosen yang menganjurkan mahasiswanya agar ”MENJADI MIKROBA!”. Beliau mengatakan agar kami belajar meniru sifat mikroba.

Yang jadi pertanyaanya adalah kenapa kita harus seperti mikroba? Bukankah mikroba merupakan makhluk yang berukuran kecil, tidak dapat dilihat secara langsung (perlu bantuan mikroskop) dan seringkali terdapat pada tempat-tempat kotor seperti sampah? Tapi, tahukah anda ternyata sifat-sifat seperti itulah yang perlu kita teladani.

MIkroba merupakan makhluk yang memiliki pengaruh besar dalam menjaga keseimbangan kehidupan bumi. Salah satu manfaat penting mikroba adalah perannya dalam mendegradasi berbagai sampah. Coba kita renungkan, apa jadinya dunia tanpa mikroba? Sampah dibumi tentu akan menumpuk bukan?

Hal yang membuat mikroba menjadi spesial untuk ditiru bukan hanya karena dampak besarnya tersebut, tapi karena sifat “kecil” dan “ketidakterlihatannya” itulah yang membuat mikroba semakin unik.

------------

Seringkali, tujuan kita dalam melakukan suatu amanah ataupun pekerjaan adalah untuk dinilai oleh orang lain, misalnya belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus, suka menolong karena ingin dianggap sebagai orang yang baik, atau melakukan sesuatu agar terlihat eksis dan keren di mata orang lain. Yang mana semua pekerjaan yang kita lakukan seringkali hanya semata-mata bermuara pada PUJIAN atau PENGHARGAAN dari orang lain, dan hal ini lah yang dapat membawa kita ke arah riya’.

Keinginan untuk dipuji atau diberi penghargaan merupakan sifat alamiah manusia. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak dapat menghindari hal tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan meniru sifat mikroba, yaitu kecil dan tidak terlihat.

Dalam Islam, sifat kecil dan tidak terlihat merupakan suatu sifat yang penting. Firman Allah dalam Alqur’an surat Al-Baqarah : 271 menjelaskan tentang pentingnya sifat tersembunyi dalam beramal. Bagi yang penasaran silahkan buka Alquran dan lihat sendiri.

Selain itu, imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak”.  Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan bahwa Abu Hazim berkata, “Sembunyikanlah amalan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan amalan kejelekanmu.”

------------

Jika saja dalam melakukan suatu pekerjaaan kita memiliki prinsip "kecil" dan "tidak terlihat", tentulah kita dapat menjadi pribadi yang ikhlas. Prinsip kecil, menjadikan kita merasa bahwa semua perbuatan baik yang telah kita lakukan belumlah seberapa nilainya, sehingga akan membuat kita senantiasa untuk berbuat lebih. Sedangkan prinsip tidak terlihat, akan menjauhkan kita dari sifat sombong.

Sembunyi-sembunyi dalam beramal tidaklah merugikan diri kita,  justru hal tersebut mampu menjauhkan diri dari sifat riya’. Dengan meniru sifat mikroba, kita bisa melakukan sesuatu tanpa harus diperhatikan oleh orang lain, tanpa harus menunggu decak kagum dari orang lain dan tanpa harus mengharapkan penilaian yang bagus dari orang lain. Janganlah bersedih ketika usaha atau kerja kita tidak diketahui, tidak diperhatikan, tidak dihargai atau tidak dinilai baik oleh orang lain. Karena cukup Allah saja yang pantas untuk menilai amalan kita.


Oleh karena itu, untuk kata-kata penutup :

“Jadilah seperti mikroba…. kecil, tidak kelihatan, tapi bermanfat besar bagi orang lain.”  (kutipan dari seorang dosen PIP lupa namanya)

(ttd: Merah bukanlah api, merah bukanlah darah, tapi merah itu Si Renjer Merah)